WhatsApp Image 2025-03-10 at 15.10.33

Rekoleksi 7 Habits: Proaktif dan Merujuk pada Tujuan Akhir – Segalanya Diciptakan Dua Kali

Memasuki tahun yang baru, mahasiswa/i tingkat I mengawali tahun dengan mengikuti kegiatan Rekoleksi 7-Habits di Xaverius Dormitory Politeknik Industri ATMI Cikarang. Dimulai dari Kebiasaan-1: Proaktif dan Kebiasaan-2: Merujuk pada Tujuan Akhir.

Kali ini rekoleksi dibuka dengan film reflektif Budi Pekerti, sebuah film yang mengisahkan seorang ibu, istri, sekaligus guru yang berjuang melawan derasnya keviralan dan hujatan media sosial atas video perkataannya yang dianggap kasar. Dinamika masalah yang terus menerus muncul hingga sangat mempengaruhi kehidupan keluarga dan pekerjaannya, kembali lagi hanya sebatas karena viralnya media sosial jaman sekarang. Film ini mengajarkan banyak hal terkait kehidupan jaman sekarang pada kita. Apakah kita hidup hanya untuk mengikuti arus keviralan media sosial ini? Atau aku memiliki makna hidup lain untuk dilakukan?

Reading Habit – Membaca Buku 7 Habits

Pada zaman modern ini, kita terlalu larut dalam dunia teknologi. Kebiasaan menulis ataupun membaca buku sudah memudar. Padahal, beberapa studi menunjukkan bahwa kita akan lebih mengingat bila menulis/membaca di buku secara fisik dibanding menggunakan gadget. Maka, mahasiswa/i membaca buku 7 Habits karya Stephen Covey bagian “Menjadi Proaktif” dan “Merujuk pada Tujuan Akhir”. Mereka pun kemudian menceritakan kalimat-kalimat yang menarik bagi dirinya, seperti Bertindak atau menjadi sasaran tindakan,” “Kita bukanlah perasaan kita. Kita bukanlah suasana hati kita.”

Menjadi Proaktif Dalam Situasi Hidup Bersama

Kebiasaan Proaktif mengajarkan kita untuk bersikap tidak reaktif, yang berarti menjadi pribadi yang lebih inisiatif, pribadi penggerak, berfokus pada solusi, dan “bukan hanya berfokus pada masalah ataupun perasaan-perasaan ke-baper-an kita”, seperti yang dikatakan oleh Rm. Kristiono Puspo SJ yang merupakan Kepala Pamong di Xaverius Dormitory.

Mahasiswa/i kemudian diajak untuk bermain Kartu Reaksi. Kartu ini dibuat khusus, berdasarkan masalah-masalah yang terjadi di dalam hidup kebersamaan di dormitory. Dibantu oleh promoter, mahasiswa/i dipecah menjadi kelompok kecil. Mereka akan dihadapkan pada sebuah situasi, dan harus bertindak/berucap sesuai dengan Kartu Reaksi yang didapatkannya. Ada yang mendapat kartu Proaktif, Reaktif, dan Go With the Flow. Reaksi-reaksi yang muncul beraneka macam. Ada yang tertawa terbahak-bahak, ada yang berapi-api dalam bereaksi, ada yang kebingungan, dan ada juga yang canggung karena mendapat situasi yang sensitif. Gambaran situasi seperti menghindari bagian piket pagi yang sulit memunculkan reaksi dari salah satu mahasiswa yang langsung mengatakan, “Lah ini mah saya!” sambil tertawa dan ditertawakan oleh teman-teman satu kelompoknya.

Segala Hal Harus Diciptakan Dua Kali

Merujuk pada tujuan akhir, merupakan judul dari kebiasaan kedua pada 7 Habits. Pada kebiasaan ini mahasiswa/i disadarkan bahwa apapun yang dilakukan, tidak bisa langsung dilakukan. Harus ada perencanaan atau disebut dengan ciptaan mental. Maka, mahasiswa/i mencoba membuat tujuan hidupnya selama 2 tahun, 5 tahun, dan 10 tahun ke depan menggunakan metode SMART Goals. Namun, tidak hanya sampai pada menuliskan saja, melainkan mereka juga meneriakkan dengan lantang semua goals yang sudah dibuatnya. Satu per satu mahasiswa/i maju dengan gagah meski dengan tangan yang gemetar, memegang buku refleksinya dan berteriak ke lapangan luas di depannya dari lantai 4 Gedung Loyola. Hal ini sungguh pengalaman yang menarik bagi pendamping, kakak-kakak promoter, maupun mahasiswa/i tingkat 1 yang dengan hebat meneriakkan tujuan hidupnya yang luar biasa.

Semoga, apapun yang teman-teman Angkatan 22 cita-citakan dapat terwujud nantinya. Doa dari Tim Kepamongan dan kakak-kakak Promoter of Leaders yang terbaik untukmu dan angkatanmu!

Penulis: Felicia Sabrina Mariani (Pamong Xaverius Dormitory)

Refleksi : Mario Imanuel Purwo Adi Pakerti (Klik Disini)

IMG_3946

Mendalami Asas dan Dasar Spiritualitas St. Ignatius Loyola

Cikarang, 1 Februari 2025 – Suasana Aula Xaverius Dormitory ATMI Cikarang tampak hangat dan penuh semangat pada Sabtu, 1 Februari 2025. Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) Pedro Arrupe kampus Politeknik Industri ATMI kembali mengadakan pertemuan kedua dalam rangkaian Program Formasi mereka. Kali ini, tema yang diangkat adalah “Asas & Dasar”, sebuah konsep mendasar dalam spiritualitas Ignasian yang diinspirasi dari Latihan Rohani St. Ignatius Loyola.

Pertemuan ini menghadirkan dua narasumber inspiratif: Fr. Alfred, SJ., seorang rohaniwan Yesuit yang mendalami spiritualitas Ignasian, dan Flaviana Rinta Ferdian S.Psi., M.A., seorang dosen psikologi Universitas Atmajaya Jakarta yang punya pengalaman pendampingan spiritualitas Ignatian anak-anak muda. Keduanya hadir untuk membimbing peserta memahami bagaimana menerapkan Asas & Dasar dalam kehidupan sehari-hari.

Menggali Makna Asas & Dasar melalui Aktivitas Simbolis

Fr. Alfred, SJ., memulai sesi dengan sebuah aktivitas unik. Ia meminta peserta untuk menggambar sebuah rumah dan menuliskan daftar prioritas hidup mereka. “Rumah adalah simbol tujuan kita, tempat kita ingin pulang. Sedangkan daftar prioritas membantu kita melihat apa yang benar-benar penting dalam hidup,” jelas Fr. Alfred.

Melalui aktivitas ini, Fr. Alfred memperkenalkan konsep Asas & Dasar, yang merupakan inti dari Latihan Rohani St. Ignatius Loyola. Menurutnya, manusia diciptakan untuk memuji, menghormati, dan mengabdi kepada Tuhan. Namun, hal ini tidak hanya dilakukan melalui doa dan ritual, melainkan juga melalui tindakan nyata terhadap sesama dan alam. “Kita dipanggil untuk menjadi cerminan kebaikan Tuhan dengan berbuat baik kepada sesama dan merawat ciptaan-Nya,” tambahnya.

Prinsip Lepas Bebas: Kebijaksanaan dalam Memilih Sarana

Fr. Alfred juga menjelaskan prinsip “lepas bebas”, yang menjadi salah satu pilar penting dalam Asas & Dasar. Prinsip ini mengajarkan bahwa kita harus bijaksana dalam memilih sarana untuk mencapai tujuan. “Lepas bebas bukan berarti kita mengabaikan sarana, tetapi kita memilih sarana yang baik dan tepat untuk mencapai tujuan kita,” ujarnya.

Ia memberikan contoh konkret: sebagai mahasiswa, tujuan utama adalah lulus dengan IPK yang baik. Untuk mencapainya, belajar adalah sarana yang harus diprioritaskan, sementara bermain bisa dikurangi. “Ini tentang kebijaksanaan dalam mengambil keputusan. Kita harus bisa memilah mana yang penting dan mana yang lebih penting,” tegas Fr. Alfred.

Asas & Dasar Real dan Faktual: Menghubungkan Pengalaman dengan Spiritualitas

Flaviana Rinta Ferdian S.Psi., M.A., melanjutkan sesi dengan menjelaskan dua aspek penting dalam Asas & Dasar, yaitu Asas & Dasar real dan faktual. Menurutnya, Asas & Dasar real berkaitan dengan pengalaman luka yang salah satu bentuknya yakni kebutuhan akan afeksi atau cenderung egosentris. “Seringkali, kita melakukan sesuatu hanya untuk memenuhi kebutuhan afeksi diri sendiri, seperti rasa kasih sayang atau pengakuan dari orang lain,” ujarnya.

Sementara itu, Asas & Dasar faktual merujuk pada prinsip “Ad Maiorem Dei Gloriam” (Demi Kemuliaan Tuhan yang Lebih Besar). “Asas & Dasar faktual mengajak kita untuk menjadi cerminan kebaikan Allah, bukan hanya untuk memuliakan-Nya, tetapi juga untuk berguna bagi sesama,” jelas Flaviana. Para peserta kemudian diminta membuat diagram sebagai bentuk pengolahan asas dan dasar mereka.

Refleksi Peserta: Belajar dari St. Ignatius Loyola

Antonius Mikael Marcellinus Noviar, salah satu peserta, mengungkapkan betapa berharganya materi ini baginya. “Saya belajar bahwa Tuhan tidak hanya ada dalam doa dan Gereja, tetapi juga dalam diri sesama, alam, dan diri sendiri. Materi ini membantu saya memahami bahwa mimpi dan tujuan hidup bisa sejalan dengan kehendak Tuhan,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa prinsip lepas bebas memberinya perspektif baru dalam mengambil keputusan. “Saya menyadari bahwa setiap pilihan harus diarahkan untuk kebaikan yang lebih besar, bukan hanya untuk kepentingan pribadi,” katanya.

Harapan ke Depan: Menjadi Cerminan Kebaikan Tuhan

Melalui pemahaman Asas & Dasar, diharapkan peserta dapat membuat pilihan terbaik dalam hidup untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Tujuan tersebut bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk kemaslahatan sesama dan kemuliaan Tuhan.

Program Formasi Pedro Arrupe ini diharapkan dapat terus menjadi wadah bagi mahasiswa/i Katolik Politeknik Industri ATMI Cikarang untuk memperdalam spiritualitas Ignasian dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Seperti kata St. Ignatius Loyola, “Segala sesuatu untuk kemuliaan Tuhan yang lebih besar.”

Penulis : Felix Gerardo Yunanto Putro (Mahasiswa 1 TRM)

Refleksi : Fidelis Hevedeo (Klik Disini)

WhatsApp Image 2024-03-13 at 08.05.31_68e9399a-edited

Forum Pertemuan Orang Tua Mahasiswa Tingkat 1: Membangun Komunikasi Efektif antara Orang Tua dan Polin ATMI

Pendidikan tinggi tidak hanya menjadi tanggung jawab mahasiswa semata, tetapi juga melibatkan dukungan dan partisipasi aktif dari orang tua. Untuk memfasilitasi komunikasi yang efektif antara orang tua dan lembaga pendidikan, Politeknik Industri ATMI mengadakan forum pertemuan rutin antara orang tua mahasiswa tingkat 1 dan pihak pengelola pendidikan. Jumat 23 februari 2024, kegiatan mulai dilaksanakan menjelang sore hari tepat pukul 15.00 WIB di Aula Dormitory Xaverius. Pertemuan ini dihadiri oleh Direksi, Kaprodi, beberapa dosen yang mewakili setiap prodi, orang tua mahasiswa dan mahasiswa Tk1. Pertemuan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada orang tua tentang progres akademik dan non-akademik anak mereka, serta untuk membangun kolaborasi yang kuat antara orang tua, mahasiswa, dan Institusi Polin ATMI.

Membuka Saluran Komunikasi

Pertemuan orang tua mahasiswa tingkat 1 di Polin ATMI bukan hanya sekadar sesi penyampaian informasi dari pihak kampus kepada orang tua, tetapi juga merupakan platform interaktif di mana orang tua dapat berbagi pengalaman, dan menyampaikan masukan mereka. Hal ini membantu dalam membuka saluran komunikasi yang transparan antara orang tua, mahasiswa, dan Institusi.

Evaluasi Capaian Hasil Studi

Salah satu fokus utama pertemuan ini adalah evaluasi capaian hasil studi mahasiswa selama satu semester. Polin ATMI memberikan laporan perkembangan akademik baik teori maupun praktik dari prodi Mesin Industri, Manajemen Industri dan Teknologi Rekayasa Mekatronika selama kegiatan belajar mengajar semester satu. Melalui laporan ini, orang tua dapat memahami tingkat kesuksesan akademik anak mereka dan membantu dalam mengidentifikasi area di mana mahasiswa mungkin memerlukan dukungan tambahan.

Diskusi Mengenai Tantangan dan Solusi

Pertemuan ini juga menjadi kesempatan bagi orang tua untuk mengungkapkan tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa tingkat 1 dan mencari solusi bersama. Dengan melibatkan orang tua dalam proses pemecahan masalah, Polin ATMI dapat mendukung mahasiswa dalam menghadapi tantangan akademik dan non-akademik mereka dengan lebih efektif.

Penekanan pada Pembentukan Karakter

Selain pembahasan akademik, pertemuan ini juga menyoroti pembentukan karakter mahasiswa. Polin ATMI mengintegrasikan nilai-nilai 4C+1L dalam kurikulum pendidikan, dan pertemuan dengan orang tua menjadi kesempatan untuk memperkuat nilai-nilai ini di luar lingkungan kampus.

Kesimpulan

Forum pertemuan orang tua mahasiswa tingkat 1 di Politeknik Industri ATMI  bukan hanya sekadar acara rutin, tetapi merupakan langkah penting dalam membangun komunikasi efektif antara orang tua, mahasiswa, dan lembaga pendidikan. Dengan demikian, pertemuan ini menjadi salah satu fondasi dalam mewujudkan visi dan misi pendidikan berkualitas di Politeknik Industri ATMI. (Apriliani Dina)

kegiatan mahasiswa 2

Kegiatan di Xaverius Dormitory

Salah satu kekhasan di Politeknik Industri ATMI adalah adanya dormitory (asrama). Mahasiswa mahasiswi tingkat 1 wajib untuk tinggal di dormitory. Dormitory yang dinamai Xaverius ini berada di lingkungan kampus. Disana mahasiswa diajarkan tentang kemampuan interaksi sosial, refleksi dan kebiasaan belajar yang baik. Tujuan mahasiswa tinggal di dormitory adalah agar mereka dapat mengenal satu sama lain sehingga mempermudah dalam beradaptasi dengan lingkungan. Tentunya dormitory ini berbeda dengan kos. Mahasiswa beraktivitas dengan jadwal yang ketat, mulai dari kegiatan briefing pagi setiap hari, kuliah dari pagi sampai sore, atau sore hingga malam. Selain itu, ada kegiatan di luar jam kuliah reguler, mereka berlatih Public speaking, reading habit, refleksi, dan berlatih seni untuk mengisi acara – acara di kampus. Pendampingan dilakukan oleh pamong. Pada akhir minggu mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengunjungi keluarganya.

(Penulis: Apriliani Dina)

mahasiswa instalasi listrik

Kegiatan Praktik Mahasiswa

Satu mahasiswa satu mesin. Inilah sistem pembelajaran praktik mahasiswa di Politeknik Industri ATMI. Model kurikulum yang diterapkan adalah sistem PBET (Production Based Education and Training), dimana mahasiswa mendapatkan kompetensi keterampilan melalui training dan produksi.

Suasana kerja dikondisikan seperti pada dunia industri. Mahasiswa belajar praktik di bengkel, dan teori di ruang kelas. Pada kegiatan praktik mahasiswa di wajibkan mengenakan atribut praktik lengkap seperti : baju wearpack sepatu pelindung,  masker, kaliper untuk mengukur dan kacamata pelindung. Dalam pembelajaran praktik ini kompetensi dan karakter mahasiswa dibentuk. Mahasiswa di wajibkan untuk mengikuti sesi briefing sebelum memulai perkuliahan praktik.

Setelah briefing mahasiswa pun memulai kegiatan dengan membuat Work Preparation, kemudian mahasiswa praktek di section dengan didampingi para instruktur. Sebelum jam perkuliahan selesai mahasiswa diwajibkan untuk melaksanakan cleaning area praktiknya sebagai tanggung jawab terhadap area kerjanya.

(Penulis: Apriliani Dina).