Cikarang, 1 Februari 2025 – Suasana Aula Xaverius Dormitory ATMI Cikarang tampak hangat dan penuh semangat pada Sabtu, 1 Februari 2025. Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) Pedro Arrupe kampus Politeknik Industri ATMI kembali mengadakan pertemuan kedua dalam rangkaian Program Formasi mereka. Kali ini, tema yang diangkat adalah “Asas & Dasar”, sebuah konsep mendasar dalam spiritualitas Ignasian yang diinspirasi dari Latihan Rohani St. Ignatius Loyola.
Pertemuan ini menghadirkan dua narasumber inspiratif: Fr. Alfred, SJ., seorang rohaniwan Yesuit yang mendalami spiritualitas Ignasian, dan Flaviana Rinta Ferdian S.Psi., M.A., seorang dosen psikologi Universitas Atmajaya Jakarta yang punya pengalaman pendampingan spiritualitas Ignatian anak-anak muda. Keduanya hadir untuk membimbing peserta memahami bagaimana menerapkan Asas & Dasar dalam kehidupan sehari-hari.

Menggali Makna Asas & Dasar melalui Aktivitas Simbolis
Fr. Alfred, SJ., memulai sesi dengan sebuah aktivitas unik. Ia meminta peserta untuk menggambar sebuah rumah dan menuliskan daftar prioritas hidup mereka. “Rumah adalah simbol tujuan kita, tempat kita ingin pulang. Sedangkan daftar prioritas membantu kita melihat apa yang benar-benar penting dalam hidup,” jelas Fr. Alfred.
Melalui aktivitas ini, Fr. Alfred memperkenalkan konsep Asas & Dasar, yang merupakan inti dari Latihan Rohani St. Ignatius Loyola. Menurutnya, manusia diciptakan untuk memuji, menghormati, dan mengabdi kepada Tuhan. Namun, hal ini tidak hanya dilakukan melalui doa dan ritual, melainkan juga melalui tindakan nyata terhadap sesama dan alam. “Kita dipanggil untuk menjadi cerminan kebaikan Tuhan dengan berbuat baik kepada sesama dan merawat ciptaan-Nya,” tambahnya.
Prinsip Lepas Bebas: Kebijaksanaan dalam Memilih Sarana
Fr. Alfred juga menjelaskan prinsip “lepas bebas”, yang menjadi salah satu pilar penting dalam Asas & Dasar. Prinsip ini mengajarkan bahwa kita harus bijaksana dalam memilih sarana untuk mencapai tujuan. “Lepas bebas bukan berarti kita mengabaikan sarana, tetapi kita memilih sarana yang baik dan tepat untuk mencapai tujuan kita,” ujarnya.
Ia memberikan contoh konkret: sebagai mahasiswa, tujuan utama adalah lulus dengan IPK yang baik. Untuk mencapainya, belajar adalah sarana yang harus diprioritaskan, sementara bermain bisa dikurangi. “Ini tentang kebijaksanaan dalam mengambil keputusan. Kita harus bisa memilah mana yang penting dan mana yang lebih penting,” tegas Fr. Alfred.
Asas & Dasar Real dan Faktual: Menghubungkan Pengalaman dengan Spiritualitas
Flaviana Rinta Ferdian S.Psi., M.A., melanjutkan sesi dengan menjelaskan dua aspek penting dalam Asas & Dasar, yaitu Asas & Dasar real dan faktual. Menurutnya, Asas & Dasar real berkaitan dengan pengalaman luka yang salah satu bentuknya yakni kebutuhan akan afeksi atau cenderung egosentris. “Seringkali, kita melakukan sesuatu hanya untuk memenuhi kebutuhan afeksi diri sendiri, seperti rasa kasih sayang atau pengakuan dari orang lain,” ujarnya.
Sementara itu, Asas & Dasar faktual merujuk pada prinsip “Ad Maiorem Dei Gloriam” (Demi Kemuliaan Tuhan yang Lebih Besar). “Asas & Dasar faktual mengajak kita untuk menjadi cerminan kebaikan Allah, bukan hanya untuk memuliakan-Nya, tetapi juga untuk berguna bagi sesama,” jelas Flaviana. Para peserta kemudian diminta membuat diagram sebagai bentuk pengolahan asas dan dasar mereka.
Refleksi Peserta: Belajar dari St. Ignatius Loyola
Antonius Mikael Marcellinus Noviar, salah satu peserta, mengungkapkan betapa berharganya materi ini baginya. “Saya belajar bahwa Tuhan tidak hanya ada dalam doa dan Gereja, tetapi juga dalam diri sesama, alam, dan diri sendiri. Materi ini membantu saya memahami bahwa mimpi dan tujuan hidup bisa sejalan dengan kehendak Tuhan,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa prinsip lepas bebas memberinya perspektif baru dalam mengambil keputusan. “Saya menyadari bahwa setiap pilihan harus diarahkan untuk kebaikan yang lebih besar, bukan hanya untuk kepentingan pribadi,” katanya.
Harapan ke Depan: Menjadi Cerminan Kebaikan Tuhan
Melalui pemahaman Asas & Dasar, diharapkan peserta dapat membuat pilihan terbaik dalam hidup untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Tujuan tersebut bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk kemaslahatan sesama dan kemuliaan Tuhan.
Program Formasi Pedro Arrupe ini diharapkan dapat terus menjadi wadah bagi mahasiswa/i Katolik Politeknik Industri ATMI Cikarang untuk memperdalam spiritualitas Ignasian dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Seperti kata St. Ignatius Loyola, “Segala sesuatu untuk kemuliaan Tuhan yang lebih besar.”
Penulis : Felix Gerardo Yunanto Putro (Mahasiswa 1 TRM)
Refleksi : Fidelis Hevedeo (Klik Disini)


