Proaktif
Ketika mendengar istilah proaktif, yang terlintas di benak saya adalah keaktifan dalam segala hal apa pun itu misalnya di dalam kelas aktif bertanya atau ketika dihadapkan dengan situasi yang menuntut bantuan maka seseorang akan langsung aktif membantu atau bergerak. Lebih daripada itu proaktif adalah cara membawa diri dalam segala situasi dan kondisi. Rekoleksi habit 1 tentang proaktif jelas membantu dalam memahami, mendalami dan mengaplikasikan proaktif. Rangkaian rekoleksi terdiri dari berbagai kegiatan mulai dari penjelasan materi, literasi buku “Seven Habits Of Highly Effective People”, games, examen dan refleksi. Mengesan bagi saya ketika bermain game bernama kartu reaksi dan situasi. Permainan ini kami lakukan secara berkelompok dimana promotor sebagai host of the game mengeluarkan 1 kartu situasi yang berisi sebuah kondisi atau peristiwa kontekstual. Masing-masing dari para peserta akan mendapat 1 kartu reaksi secara acak yang terdiri dari tiga pilihan yaitu reaktif, proaktif dan go with the flow, dari situlah para peserta memberikan cara respon seperti apa tergantung pada kartu reaksi yang didapat atas situasi tertentu dari kartu situasi. Permainan ini cukup seru dan membawa keriuhan yang menggembirakan lebih daripada itu permainan ini membawa pada pemahaman yang lebih dalam tentang proaktif.

Proaktif dilandasi dengan kesadaran diri, imajinasi, suara hati dan kehendak bebas. Seluruh faktor proaktif ada di dalam diri masing-masing individu. Permainan kartu tadi cukup menggambarkan cara menanggapi situasi dan kondisi dalam hal ini reaktif dan proaktif. Segala situasi atau lingkungan hidup di sekitar terkadang memengaruhi cara bertindak dan berperilaku.Saya menyadari ada saat di mana diri sendiri tidak bisa atau tidak memiliki cukup kekuatan untuk mengambil keputusan atau memilih dengan baik, ada momen di mana pilihan dan tindakan dipengaruhi lingkungan sekitar inilah yang disebut sebagai lingkaran kepedulian. Saya akui bahwa ada hal-hal yang memang diluar kendali saya dan terkadang saya terbawa ke dalamnya. Saya juga merasa bahwa masing-masing dari kita punya pengalaman serupa, pengalaman ini biasa disebut paradigma sosial dimana ada kecenderungan manusia diatur oleh pengkondisian /kondisi. Penting untuk meningkatkan kemampuan membawa diri dengan penuh pendirian dan kesadaran. Menjadi proaktif adalah pendekatan dari dalam diri menuju ke luar ini yang menuntut saya untuk mampu memiliki cara menanggapi atau respon yang tepat terhadap sesuatu. Seperti halnya dalam permainan kartu tadi di mana perilaku seseorang terlihat dari cara bagaimana ia menanggapi atau merespon. Respon seorang yang proaktif ada pada hasrat untuk bertindak bukan menjadi sasaran tindakan artinya diri kita masing-masing menjadi subjek bukan objek. Sikap proaktif lebih ditunjukkan dengan tanggapan yang solutif, fokus pada peluang dan apa yang bisa diperbuat dibanding dengan reaktif yang berdasar pada emosional.Sebuah pengalaman mengesan mendalami dan memaknai diri saya sendiri dengan melihat selama ini apakah sudah memiliki cara menanggapi/ respon yang tepat, maka saya diajak untuk menumbuh-kembangkan diri dimulai dari kesadaran,imajinasi serta kehendak bebas agar matang dalam menanggapi.
Tujuan akhir
Semakin dewasa kita dihadapkan dengan tujuan hidup, jika ketika kecil tujuan berbentuk cita-cita ingin menjadi seorang dokter atau polisi maka dewasa ini tujuan hidup lebih daripada cita-cita atau profesi. Rekoleksi bulan Januari juga berbicara tentang tujuan spesifiknya merujuk pada tujuan akhir sebagai habit kedua. Sulit dan butuh pengolahan lebih lanjut untuk menentukan tujuan hidup namun setidaknya habit kedua ini melalui rekoleksi memberikan kesadaran lebih bahwa masing-masing diciptakan dan ada untuk tujuan yang besar. Habit kedua lebih menjelaskan bagaimana pola hidup merujuk pada tujuan akhir. Dalam materi dijelaskan tentang sarana dan tujuan. Sarana adalah media atau cara-cara seperti apa yang semakin membawa lebih dekat kepada tujuan, sedangkan tujuan adalah makna terdalam sebagai seorang manusia lebih kepada keutamaan atau value.
Rekoleksi sesi habit kedua menjelaskan langkah-langkah atau metode merealisasikan tujuan dengan SMART akronim dari Specific, Measurable, Achievable, Relevant dan Time bound.
- Specific adalah menentukan tujuan utama,mendeskripsikannya yang nantinya ini akan menjadi arah.
- Measurable adalah keterukuran sehingga segala usaha bisa terpantau.
- Achievable mengartikan bahwa sebuah tujuan memiliki kemungkinan besar untuk dicapai atau realistis,ini juga membantu untuk menyadari sumber daya dan kondisi masing-masing.
- Relevanberarti tujuan sesuai dengan apa yang kita butuhkan dan menjadi dasar keterkaitan dengan tujuan.
- Time boundatau waktu tenggat adalah yang membantu seseorang dalam mencapai tujuan dengan pembagian waktu yang tepat.
Belajar dari sini bahwa setiap tujuan punya cara dan metode untuk menggapainya disitulah letak penting sarana dengan membedakan cara apa yang membantu dan tidak membantu dalam merealisasikan tujuan. Disini saya diajak untuk melihat kembali apakah usaha, cara atau media yang saya miliki benar-benar membantu diri saya atau hanya sebagai pengejaran validasi saja.
Pada akhirnya proaktif dan tujuan akhir berada dalam kemenangan pribadi, kedua hal yang saling mendukung satu sama lain. Ketika ingin mengusahakan yang terbaik untuk tujuan akhir maka diperlukan kemampuan untuk mengendalikan diri. Memiliki cara respon dan menanggapi dengan tepat tanpa pengaruh orang lain. Proaktif adalah sarana baik untuk tujuan akhir sebab seseorang akan menyadari dimana dan keadaan dirinya. Badai di laut tidak seberapa besar tergantung bagaimana nahkoda membawa kapalnya, seberapa besar permasalahan ditentukan dengan bagaimana kita menanggapinya.
.