Dalam rangkaian acara Lustrum IV Politeknik Industri ATMI dan Perayaan Mikael Day tanggal 29 September 2023. Politeknik Industri ATMI mengundang tamu yang istimewa yang memiliki kisah inspiratif hidup, beliau adalah Andi F. Noya yang akrab disapa Bang Andi.
Senin, 18 September 2023, bang Andi hadir dengan dimulai mengunjungi studio pengolahan limbah plastik dan tur keliling bengkel praktik melihat teman-teman mahasiswa berdinamika dalam praktik di section. Kemudian dilanjutkan kegiatan sharing bersama yang dilaksanakan di Aula Lt. 3 Gedung Loyola. Kegiatan sharing ini diikuti oleh Dosen, Instruktur, Staff dan Mahasiswa/i.
Dalam sharing bersama, bang Andi mengawali dengan mengajak kita untuk mengingat kisah cerita di film 3 Idiot. Film ini diperankan oleh Amir Khan yang menceritakan tentang situasi negara India di tahun 80-an banyak anak muda yang bunuh diri karena dipaksa orang tua untuk masuk ke sekolah teknik karena pada saat itu anggapan orang tua bahwa teknik itu adalah pekerjaan yang menjanjikan. Film-film Amir Khan ini sangat menginspirasi bang Andi dalam kisah kehidupannya.
Bang Andi menceritakan kisah hidupnya yang berlatar belakang dari orang tua miskin yang berpisah dan harus ikut ibunya bersama 2 orang kakak perempuannya di kota Malang sedangkan kedua kakak laki-lakinya ikut bapak di Jayapura. Bang Andi bertemu bapaknya ketika beliau berusia 13 tahun saat itu masih duduk dikelas 2 ST(Sekolah Teknik) saat ini setara dengan SMP. Hingga akhirnya bang Andi harus ikut bapak karena kondisi ekonomi ibunya yang memang sulit.
Keadaan ekonomi bapaknya ternyata tidak jauh berbeda dengan ibunya. Pada saat itu, beliau melanjutkan sekolah di STM(Sekolah Teknik Menengah) saat ini setara SMA yang dibiayai oleh kakaknya sehingga bang Andi harus berusaha untuk mencari uang tambahan untuk biaya hidupnya. Dari talenta yang bang Andi miliki, beliau mulai mengikuti perlombaan menulis. Talenta bang Andi ini ditemukan oleh gurunya bu Ana yang kisahnya di angkat di Reality show Kick Andy. Berbekal kemampuan menulis, beliau menjadi juara dan bisa mengharumkan nama sekolah meski pun tidak selalu ditanggapi baik karena anak teknik kok tidak ikut lomba teknik. Tetapi semangat terus mencoba ada di dalam diri bang Andi yang perlu dicontoh bagi kita anak – anak muda.
Setelah lulus bang Andi ikut kakaknya ke Jakarta, di sana beliau melanjutkan kuliah. Karena kakak bang Andi hanya mampu membiayai sampai STM, maka bang Andi harus mencari tambahan biaya kuliah, beliau menjual jasa menggambar/sketsa ke teman teman kampusnya dan banyak temannya yang menggunakan jasa beliau sehingga beliau dapat membiayai kuliah. Namun ini tidak berjalan lama, pada akhirnya beliau DO karena tidak dapat membiayai kuliah lagi. Beliau akhirnya mencoba untuk menjadi wartawan berita, kunci hidupnya saat itu melakukan pekerjaan dengan lebih dan lebih sehingga menjadi sebuah habit/kebiasaan. Hasilnya bahwa pekerjaan beliau bertahap semakin lebih baik.
Begitulah hidup beliau di tempa, sehingga bisa membentuk bang Andi yang gigih. Jiwa anak STM yang masih dipegang teguh beliau adalah teliti dan presisi. Dan diakui oleh beliau bahwa tempaan di masa lalu manfaatnya bisa dirasakan di dunia nyata saat ini. Dengan dibuktikannya, bahwa di usia 40 tahun beliau bisa menjadi pemimpin redaksi Metro TV. Selain bekerja di dunia tv Indonesia, beliau juga aktif dalam kegiatan sosial.
- Beliau membentuk gerakan Lentera Jiwa bersama dengan penyanyi Nugie dan terciptalah lagu lentera jiwa Nugie.
- KickAndy foundation: Yayasan yang sudah berdiri sejak 11 tahun lalu, aksi sosial dari yayasan ini membagikan kaki palsu, memberikan sepatu sekolah untuk anak miskin Indonesia di daerah.
- Ketua Komite Mata Nasional : membantu operasi katarak untuk orang – orang miskin.
- Komisaris Bali United : klub sepak bola besar di Indonesia.
- Membuat aplikasi Benihbaik.com bersama Ibu Anggit program nya untuk penggalangan dana bagi yang membutuhkan.
Menurut beliau bahwa sukacita hidup adalah dengan berbagi untuk orang lain.
Sejalan dengan tujuan POLIN ATMI, bahwa arah tujuan pendidikan ini adalah menyebarkan sukacita dengan tidak lelah berbagi dengan orang muda dengan apa yang kita miliki.
Bahwa kita sebagai manusia jangan hanya hidup seperti air mengalir saja, arahkan aliran air itu sehingga mengalir di tempat yang layak. Hidup kita, kita yang menentukan arah, Tuhan yang akan membuka jalan. - Andi F. Noya
Penulis: Apriliani Dina
Add a Comment