Kamis, 10 Juli 2025, KMK Pedro Arrupe melaksanakan Arrupe Insight, kegiatan bincang-bincang Santai yang melibatkan alumni sebagai narasumber. Arrupe Insight digagas oleh KMK Pedro Arrupe sebagai sarana untuk berjejaring dengan para alumni, wadah berbagi tentang dunia industri dan relevansi pendidikan Atmi dalam praktik Industri kelak. Kesempatan kali ini dihadiri Mas Praditya Sih Ardihantoro sebagai narasumber.
Pengalaman yang paling berkesan selama kuliah di Solo
Bapak Praditya merupakan alumni ATMI Solo angkatan 38, lulusan jurusan Mekatronika. Saat ini beliau bekerja di perusahaan Adyawinsa Elektrikal and Power, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kelistrikan dan energi.
Bagi beliau, pengalaman yang paling membekas adalah saat berhasil mempertahankan IPK di atas 3. Hal tersebut tidak mudah, apalagi ketika menghadapi tantangan besar pada mata kuliah komputer. Beliau sempat mendapat nilai E dan hampir DO karena sering tidak mengikuti praktik komputer yang berbasis Linux. Namun, bukan tanpa alasan—pada saat itu, beliau tergerak menjadi relawan saat terjadi gempa di Yogyakarta, sehingga kerap izin dari perkuliahan. Meski penuh tantangan, hal ini menunjukkan nilai kemanusiaan dan tanggung jawab sosial yang tinggi.
Setelah lulus, beliau sempat merasa galau dan bingung menentukan arah. Beliau mendapat tawaran dari tujuh perusahaan sekaligus, dan proses mempertimbangkan antara gaji dan jarak kerja menjadi momen reflektif. Menurutnya, banyak anak muda yang sibuk mengikuti arus dan rutinitas tanpa benar-benar tahu tujuan hidupnya. Maka dari itu, beliau menekankan pentingnya mengenal diri dan mengetahui arah yang ingin dituju.
“Tantangan terbesar adalah diri sendiri,” ungkap beliau. Untuk itu, beliau memberikan tips agar setiap tahun bisa terus naik jabatan, yaitu dengan mengambil setiap kesempatan tanpa terlebih dahulu memikirkan gaji. Kesempatan akan membawa pengalaman, dan pengalaman adalah aset yang tak ternilai. Prinsip inilah yang mengantarkan beliau meraih posisi saat ini.



Mengapa masih erat dengan ATMI?
Menurut beliau, apa yang diperoleh dari ATMI harus dikembalikan dalam bentuk kebaikan. Budaya di ATMI telah membentuk mentalitas bahwa kesempatan harus dijemput, bukan ditunggu. Jika tidak diambil, maka orang lain akan lebih dulu mengambilnya.
Diskusi Interaktif
Malik, mahasiswa program studi Tehnik Rekayasa Mekatronika memulai dengan pertanyaan “Bagaimana cara kita mencari peluang di dunia industri?”. Menurut Mas Praditya, peluang harus dicari dan dijemput dengan komitmen penuh. Jangan terlalu banyak menggunakan “tapi” sebagai alasan. Jika kita sudah tahu apa tujuan kita, berpindah perusahaan bisa menjadi langkah maju menuju target yang lebih jelas.
Sesi tanya jawab dilanjutkan, Bagaimana menghadapi perkembangan AI?
AI adalah alat bantu yang luar biasa, terutama dalam mencari solusi dan menganalisis data. Namun, jangan terlalu bergantung. AI bisa salah, terutama dalam hal teknis. Gunakan AI sebagai pendukung, bukan pengganti nalar, ujar Mas Praditya.
Reynaldus Dolu, mahasiswa Tingkat 1 program studi Mesin Industri bertanya tentang Bagaimana menyelesaikan masalah tanpa stres? masalah menjadi besar karena kita menyimpannya terlalu lama. Kuncinya adalah menyelesaikannya perlahan-lahan, satu per satu, jawab beliau.
Radi mahasiswa Tingkat 1 program studi Mesin Industri mengajukan pertanyaan “Bagaimana pandangan soal kerja di luar negeri?” Semua kembali ke diri sendiri. Apakah kita siap menikmati pekerjaan itu? Saat beliau bekerja di Guangzhou dan Korea, beliau banyak bertemu orang Indonesia. Intinya, kenali apakah pekerjaan itu sesuai dengan yang kita suka ujar Mas Praditya
Erhan mahasiswa Tingkat 2 program studi Mesin Industri bertanya”Apa yang membuat Mas Praditia tetap semangat dan berpikiran terbuka?” musik adalah salah satu hal yang membuat beliau semangat. Hobi menyanyi bahkan pernah dibayar. Namun saat sakit, semuanya harus berhenti. Maka, penting bagi kita untuk menemukan apa yang kita suka, dan menjalaninya dengan hati yang bahagia.
Gunta mahasiswa Tingkat 1 program studi Manajemen Industri bertanya “Apa yang penting dalam pendidikan saat ini?” pendidikan vokasi adalah pondasi. Media sosial kini banyak menyita waktu dan menghalangi seseorang mengenali dirinya sendiri. Pesannya sederhana: “Hidup bahagia adalah ketika kita bisa memenuhi kebutuhan diri, bukan hanya fisik tapi juga mental.” Tegas Mas Praditya.
Pesan bagi para mahasiswa/i
Bapak Praditya menekankan pentingnya melihat dunia secara positif. Dunia ini berputar, kadang kita di atas, kadang di bawah. Resep agar tetap di atas adalah rendah hati, daripada harus direndahkan.
Romo Kristiono P. Sj turut hadir berpartisipasi mengingatkan bahwa sebagai sesama keluarga besar ATMI, ketika ada teman menangis hari ini, alumni seperti Bapak Praditya pun pernah merasakannya. Maka mari kita belajar untuk mengenali diri sendiri. Karena “ketika dunia lunak, maka diri kita harus keras.”
Jika kamu sedang bingung menentukan arah, ingatlah kata-kata ini:
“Kesempatan adalah pengalaman, dan pengalaman adalah aset. Jangan tunggu kesempatan datang—jemputlah.”
Mario Imanuel
Divisi IGNITE KMK Pedro Arrupe
"Kesempatan adalah pengalaman, dan pengalaman adalah aset. Jangan tunggu kesempatan datang—jemputlah."

