Babak Baru Xaverius Dormitory

       Xaverius Dormitory memulai babak baru. Jumat, 8 April 2022 menjadi babak baru di mana Xaverius Dormitory mempunyai pamong barunya yakni Romo Christoforus Kristiono Puspo, SJ atau yang akrab disapa Romo Kris. Dalam pertemuannya bersama para penghuni dormitori (mahasiswa tingkat I Angkatan XIX), Romo Kris menyatakan bahwa ia mengemban tugas sebagai pamong sekaligus menjadi sahabat bagi siapa saja yang tinggal di dormitori.  Romo Kris menegaskan kembali arah dan tujuan adanya dormitori di Politeknik Industri ATMI Cikarang. Romo Kris menegaskan bahwa pendidikan di Xaverius Dormitory merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan yang ada di kelas teori atau praktik di bengkel.

       Setiap penghuni dormitori akan diajak untuk mempunyai habitus baru dalam menjalankan pendidikan karakter yang utuh. Tiga nilai yang ditawarkan sekaligus diperjuangkan di Xaverius Dormitory adalah Jujur, Disiplin, dan Peduli. Pertama, Nilai kejujuran (be honest) tidak bisa ditawar lagi karena merupakan pondasi manusia agar mampu mengenali dan memahami dirinya sehingga akan berguna bagi orang lain. Menulis refleksi harian menjadi sarana untuk hal tersebut. Kedua, Kedisplinan merupakan sarana untuk sampai pada kesadaran diri dan kedewasaan. Para mahasiswa diajak untuk mempunyai habitus disiplin bukan hanya soal waktu melainkan disiplin diri dalam mengatur banyak hal termasuk mengatur dirinya sendiri (afeksi, emosi, self-management). Nilai ketiga adalah kepedulian. Para penghuni dormitory diajak untuk melatih dan mempunyai kepekaan terhadap sesama dan lingkungan sekitar. Kepedulian tersebut juga bukan sekedar sense of belonging terhadap milik pribadi tetapi juga diharapkan mempunyai kepekaan bersama (sense of community).


Tak lupa pula, Romo Kris juga menegaskan bahwa core dari pendidikan yang akan diterapkan di Xaverius Dormitory merupakan pendidikan Jesuit yang berlandaskan pada sisi-sisi humanis-religius. Setiap peserta didik/penghuni dormitory diajak dan diharapkan mampu mengolah hidup sehingga mempunyai kualitas manusiawi yang baik. Refleksi harian akan menjadi pembeda dalam kegiatan/rutinitas sehari-sehari para penghuni dormitory. Menulis refleksi harian juga merupakan habitus baru untuk mengolah tiga hal penting yakni ingatan, budi, dan kehendak. Dengan berefleksi setiap hari, mahasiswa diajak untuk menyadari rahmat Allah yang senantiasa baru dan diterima setiap harinya sekaligus menegaskan niat-niat baik untuk selanjutnya.

Di akhir pertemuan, dengan sedikit mengutip motto Angkatan XIX “We are One (family)”, Romo Kris memberikan penegasan sekaligus ajakan supaya dormitory bisa menjadi ‘rumah’ (dormitory as home) bagi yang menempatinya. Dormitory merupakan tempat belajar how to live together. No one left behind karena pendidikan vokasi hendak merubah stigma tentang anak bodo, anak nakal, dan kemisikinan. “Bagi saya, tidak ada anak yang bodo, tidak ada anak yang nakal. Yang ada, setiap pribadi itu unik dengan segala caranya”, tegas Romo Kris.